Bakti Transportasi untuk Negeri
- Dania Caw
- 17 Sep
- 3 menit membaca

Setiap tanggal 17 September, Indonesia merayakan Hari Perhubungan Nasional yang memperingati bagaimana negeri ini bergerak maju seiring berkembangnya moda transportasi serta infrastruktur pendukungnya. Inilah evolusi transportasi Indonesia.
Transportasi Tradisional
Dikenal sebagai negara maritim, jejak hadirnya transportasi air sudah ada sejak dahulu kala. Pada saat itu, rakit-rakit sederhana dibuat dari batang-batang kayu atau bambu yang diikat menjadi satu. Untuk rakit yang lebih kokoh, terdapat bukti arkeologis di situs-situs Sumatera SelatanĀ yang memperlihatkan bahwa nenek moyang kita sudah menggabungkan teknik ikat dan pasak. Sedangkan, transportasi darat tradisional nusantara kerap memanfaatkan tenaga hewan seperti kuda ataupun kerbau yang menarik pedati.Ā

Sampai hari ini, transportasi tradisional ini masih bisa ditemukan di beberapa daerah non-perkotaan.
Transportasi Abad ke-19
Jakarta (aka Batavia) menjadi daerah pertama Nusantara yang merasakan teknologi transportasi darat mutakhir. Jalur kereta api dibangun untuk menghubungkan Batavia, yang memiliki pelabuhan utama, dengan daerah penghasil lainnya seperti Bogor dan Bandung. Beberapa jalur kereta api masa pra-kemerdekaan ini masih digunakan oleh PT KAI Indonesia untuk transportasi antarkota hingga sekarang ini, seperti rute yang menghubungkan JakartaĀ dengan Bandung ataupun Bogor. Pemerintah Jawa Barat bahkan berencana untuk mengaktifkan kembali beberapa jalur kereta api lawasĀ untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Jawa Barat.

Selain itu, Batavia juga merasakan trem kuda, yaitu gerbong besi yang ditarik oleh kuda dan kemudian berevolusi menjadi trem uap, lalu trem listrik. Sebagian rel trem Batavia tersebut ditemukanĀ saat tim proyek MRT Fase 2A Jakarta menggali dan mempersiapkan jalur MRT rute Glodok-Kota. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Argi Arafat, batangan rel besi tersebut diimpor dari Jerman dan bantalan relnya sebagian sudah menggunakan baja.Ā
Teknologi transportasi berkembang pesat pada masa ini karena penemuan yang memungkinkan baja untuk diproduksi masal sehingga harganya menjadi lebih bersahabat. Kehadiran baja secara masal mendorong tumbuh kembang industri transportasiĀ yang menghasilkan rel kereta (serta gerbong kereta) yang lebih kuat dan tahan lama, kapal baja yang bisa menghadang ombak laut lepas antar benua, dan jembatan panjang-besar yang menghubungkan dua daerah yang terpisah badan air besar.
Transportasi Masa Kini
Saat ini, Indonesia sudah melangkah lebih maju lagi. Kereta api cepat bernama Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung menjadi yang pertama di Asia Tenggara. Proyek ini menomor satukan mutu, sehingga baja dan beton yang digunakan berkualitas tinggi. Tidak hanya mampu memenuhi persyaratan kinerja Beton Berkinerja Tinggi (HPC), tetapi baja yang dipakai pada beton-beton yang menopang lintasannya merupakan baja karbon berspesifikasi HRB (baja ulir) yang memiliki tingkat kekerasan tinggi dan cocok untuk lintasan kereta yang melaju hingga 350 km/jam.

Selain itu, perhubungan di dalam kota-kota besar beberapa sudah didukung dengan adanya bis dengan jalur khusus, seperti Transjakarta, Trans Semarang, Trans Jogja, dan Trans Metro Dewata (Bali). Jakarta juga sudah dilengkapi dengan moda lainnya seperti MRT dan LRT.
Masih banyak daerah di Indonesia yang menantikan moda transportasi penghubung untuk membantu pergerakan ekonomi. Dan, Tunas siap untuk mendukung pembangunan infrastruktur perhubungan ini melalui penyediaan bahan dan material berkualitas yang menunjang infrastruktur perhubungan yang berkelanjutan hingga ke generasi selanjutnya.
Tentang Tunas
Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) adalah penyedia semen dan bahan bangunan berkualitas untuk berbagai proyek dan pabrik dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Komitmen utama Tunas adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan layanan prima melalui pengiriman barang tepat waktu dan solusi terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda. Saat ini Tunas melayani pengiriman di area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Komentar